Minggu, 11 Januari 2009

TILAWAH AL-QUR’AN MENGURANGI BAU MULUT

TILAWAH AL-QUR’AN MENGURANGI BAU MULUT
Datangnya bulan Ramadhan kerap menghadirkan kesyahduahan tersendiri bagi setiap kalbu yang merindunya. Momen-momen penting yang terjadi di bulan Ramadhan rasanya dapat menginspirasi siapa saja yang hendak melakukan rihlah (wisata) ruhaniyah. Mekkah yang berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin, kemenangan tentara Islam melawan tentara kafir Quraisy, kehadiran Lailatul Qadar yang memiliki keutamaan lebih dari seribu bulan, adalah beberapa diantaranya.
Adapun momen terpenting di bulan Ramadhan adalah diwajibkannya puasa dan turunnya Al-Qur’an berbarengan dengan diangkatnya Muhammad bin Abdullah sebagai Rosulullah. Oleh karena itu, amal di bulan Ramadhan sejatinya terfokus pada dua hal tersebut. Sedangkan, amalan lainnya merupakan suatu jalan untuk mengejawatahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Karena alqur’an pertama kali di turunkan pada bulan ramadhan (Q.S. Al Baqarah 185) , tak heran bila rasulullah lebih sering dan lebih banyak membaca alqur’an di bulan ini di bandingkan di bulan-bulan lain. Bahkan , malaikat Jibril pun turun langsung untuk memuraja’ah (mendengar dan menilai) bacaan alqur’an beliau. Oleh karena itu amat di anjurkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak membaca alqur’an di bulan ramadhan.
Tilawah (membaca) Alqur’an ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan hakikat dasar di turunkannya Alqur’an untuk di tadabburi . di pahami dan diamalkan. ALLAH berfirman dalam surat Ash-shad :29.
Mahabenar ALLAH dengan segala firmanNYA , selain mendatangkan pahala yang berlipat ganda apabila dilakukan secara ikhlas, tilawah alqur’an pada saat berpuasa ternyata dapat pula mengurangi bau mulut. Pada saat berpuasa, selain karena adanya factor local dalam rongga mulut berupa kebersihan mulut yang kurang baik dan factor luar rongga mulur berupa penyakit kencing manis . infeksi paru-paru, serta infeksi lambung/usus, tidak aktifnya pengunyahan adalah penyebab utama terjadinya bau mulut.
Tidak aktifnya penguyahan ini kemudian akan memiliki implikasi berupa pengurangan produksi air liur oleh kelenjar lliur sehingga keadaan rongga mulut punmenjadi kering. Pada saat yang bersamaan, zat yang disebut volatile sulfur compound (VSCs) akan meningkat sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. VSCs adalah zat yang mengandung hydrogen sulfit, metal mercaptan, dan dimetil disulfit yang merupakan produk bakteri atau flora normal rongga mulut.
Dengan meningkatnya kadar VSCs ini, maka aktivitas bakteri anaerob dalam mulut pun akan turut meningkat. Aktivitas bakteri anaerob inilah yang lantas menyebabkan bau VSCs tercium oleh indera penciuman.
Dari paparan sebelumnya dapat dideduksi bahwa air liur atau saliva memegang peranan penting terhadap terjadinya bau mulut. Kondisi yang disepakati sebagai penyebab terjadinya bau mulut adalah berkurangnya air liur didalam rongga mulut. Jika air liur dalam rongga mulut berkurang, secara otomatis proses pembersihan dlam mulut pun akan berkurang. Dengan demikian, plak pada permukaan gigi pun akan terus berakumulasi dan bakteri yang terdapat didalamnya dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
Berkurangnya air liur ini dalam rongga mulut dapat memiliki dua makna, yaitu produksi air liur oleh kelenjar liur memang berkurang sehingga aliran air liur ke dalam rongga mulut menjadi berkurang atau dapat juga terjadi kondisi dimana produksi air liur oleh kelenjar liur tetap normal, tetapi aliran air liur ke dalam rongga mulut berkurang.
Kondisi berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur sehingga menyebabkan berkurangnya aliran air liur ke dalam rongga mulut biasanya disebabkan oleh factor penyakit (aplasia, sialolitiasis, dll.), terapi radiasi pada leher dan kepala, dan usia lanjut. Sedangkan kondisi berkurangnya air liur ke dalam rongga mulut dapat disebebkan oleh penggunaan obat-obat tertentu (atropine, belladonna, efidrin), pemakaian gigi tiruan lepasan, merokok dan puasa.
Kondisi berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur biasanya membutuhkan penatalaksanaan yang lebih kompleks. Sementara itu, kondisi berkurangnya aliran air liur kedalam rongga mulut dapat diatasi dengan cara menginisiasi peningkatan alirannya. Cara yang paling sering digunakan untuk menginisiasi peningkatan aliran air liur ke dalam rongga mulut adalah dengan banyak mengkonsumsi air putih ataupun mengunyah permen karet. Namun, bagi orang yang sedang berpuasa, dua cara tersebut tentunya tidak dapat dilakukan karena dapat membatalkan puasa.
Adapun tilawah Al-Qur’an sejatinya dapat menjadi satu alternative yang dapat menginisiasi peningkatan aliran air liur ke dalam rongga mulut. Tilawah Al-Qur’an secara tartil pada saat berpuasa dapat berperan sebagai suatu substituent dari proses pengunyahan yang akan mengaktifkan otot-otot lidah, bibir dan pipi. Dengan aktifnya otot-otot tersebut, maka kelenjar liur yang terdapat dibawah lidah, dekat telinga, dan di ujung rahang bawah, juda akan lebih aktif untuk mengalirkan air liur ke dalam rongga mulut. Bila aliran air liur ke dalam rongga mulut telah meningkat, maka proses pembersihan secara mekanis juga akan terjadi. Terlepas dari keterikatan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan bau mulut dan dengan tetap memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, hal inilah yang kemudian dapat mengurangi bau mulut pada saat berpuasa.
Biar bagaimanapun juga, berkurangnya bau mulut hanyalah salah satu dari sekian banyak manfaat dari memperbanyak tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Adapun Ramadhan harus dapat menjadi momen untuk meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an sebagai langkah unutk meraih keridhoan Allah SWT dan mendapatkan kebarokahan dalam hidup sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Maidah : 15 – 16.
Jadi, hempas jauh-jauh segala kemalasan dan jangan ragu lagi untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan selainnya. Wallahu a’lam bishshawab.


Dukutip dari: kotasantri.com
JIHAN SUROYYAH
X – 3 / 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar